Work in Progress
Profesi saya baru bertambah. Bukan hanya koki amatir, sekarang saya juga tukang amatir. Maklumlah, masih kecil-kecilan. Dilandasi semangat nekad dan berani kotor-kotoran, ditambah bimbingan privat si abang sayang yang jam terbang nukangnya lebih tinggi, jadilah gw resmi diangkat sebagai tenaga permak rumah baru kita.
Menurut si absay (abang sayang -red) kamar pertama yang harus dipermak adalah kamar tidur depan yang akan dibelokkan takdirnya sebagai kamar komputer. Setelah itu baru kamar tidur. Hah? Kagak kebalik, Bang? Trus kita tidurnya di mana? Dengan kalem absay menjawab, "Di gudang, di atep." Wis lah, namanya juga cinta, aku setujui saja usulnya.
Jadi dengan ini saya laporkan keadaan dan situasi terakhir status peralihan kamar tidur jadi kamar komputer hasil karya sanggar nukang di bawah asuhan bang Huubki.
Situasi kamar sesuai takdirnya, waktu belum terjual.
Nah, setelah urusan jual beli rumah selesai, mulailah sang murid dan suhu beraksi.
Langkah pertama: nyopotin wallpaper dengan senjata semprotan peluruh lem dan pisau pengorek kertas *ngarang aja gw namanya*
Dempul, ngamplas, dempul, ngamplas sampe aluss
Tembok dicat 2 lapis, biar rata
Sang suhu masang lantai laminaat, dengan bantuan murid tentunya.
Lampu juga sudah terpasang, tinggal kayu antara lantai dan tembok. Sisanya perabotan dan printil-printil lainnya.
Tapi ini baru satu kamar, bo. Kamar lain masih dalam keadaan seperti foto nomer 3 di atas. Hwaaaaa... bantuin, dong!
Profesi saya baru bertambah. Bukan hanya koki amatir, sekarang saya juga tukang amatir. Maklumlah, masih kecil-kecilan. Dilandasi semangat nekad dan berani kotor-kotoran, ditambah bimbingan privat si abang sayang yang jam terbang nukangnya lebih tinggi, jadilah gw resmi diangkat sebagai tenaga permak rumah baru kita.
Menurut si absay (abang sayang -red) kamar pertama yang harus dipermak adalah kamar tidur depan yang akan dibelokkan takdirnya sebagai kamar komputer. Setelah itu baru kamar tidur. Hah? Kagak kebalik, Bang? Trus kita tidurnya di mana? Dengan kalem absay menjawab, "Di gudang, di atep." Wis lah, namanya juga cinta, aku setujui saja usulnya.
Jadi dengan ini saya laporkan keadaan dan situasi terakhir status peralihan kamar tidur jadi kamar komputer hasil karya sanggar nukang di bawah asuhan bang Huubki.
Situasi kamar sesuai takdirnya, waktu belum terjual.
Nah, setelah urusan jual beli rumah selesai, mulailah sang murid dan suhu beraksi.
Langkah pertama: nyopotin wallpaper dengan senjata semprotan peluruh lem dan pisau pengorek kertas *ngarang aja gw namanya*
Dempul, ngamplas, dempul, ngamplas sampe aluss
Tembok dicat 2 lapis, biar rata
Sang suhu masang lantai laminaat, dengan bantuan murid tentunya.
Lampu juga sudah terpasang, tinggal kayu antara lantai dan tembok. Sisanya perabotan dan printil-printil lainnya.
Tapi ini baru satu kamar, bo. Kamar lain masih dalam keadaan seperti foto nomer 3 di atas. Hwaaaaa... bantuin, dong!
Reacties
jadi .. kapan terima panggilan nukang neh ? hihihi
--y
Ink cartridges for sharp trendy maternity clothes Capital+financial+planning+latham