Tentang membaca
Dari kecil dulu, kalau dengar kata membaca ya pikiran saya larinya ke buku, majalah, koran - atau media cetak lainnya yang bisa digenggam, dibolak-balik, dinikmati sambil tiduran, sambil ngeden di wc, atau sambil kelonan. Tapi sekarang banyak hal lain yang bisa juga dibaca tanpa melibatkan media cetak. Blog, misalnya. Atau koran online. Majalah online. Dan yang akan saya coba sekarang; buku donlod-an dalam bentuk file pdf dan audiobook dalam bentuk file suara.
Kemampuan bersiasat dikombinasi dengan bakat pelit a.k.a. hemat membuat saya rada anti membeli buku fiksi dengan tingkat kenikmatan sekali-pakai-buang *tissue kaliii*. Siasat kancil mencuri ketimun pun membawaku ke perpus. Kalau di perpus gak berhasil, cari di marktplaats (yg ngetopnya setara dengan e-bay di sini). Ketika respon dari marktplaats tak kunjung datang, terpaksa saya mencoba alternatif lain; donlod.
Begitulah. Kini saya mendapatkan 2 buku yang saya cita-citakan, dalam tampilan yang mengharuskan saya memelototi monitor, atau ngotot nge-print 300 halaman pdf per buku. Dan saya pun rada pengen tau, sama nikmatnyakah baca buku dalam jelmaan baru ini, atau buku format lama tetap lebih mantap dan gak ada matinya? We'll see ...
Dari kecil dulu, kalau dengar kata membaca ya pikiran saya larinya ke buku, majalah, koran - atau media cetak lainnya yang bisa digenggam, dibolak-balik, dinikmati sambil tiduran, sambil ngeden di wc, atau sambil kelonan. Tapi sekarang banyak hal lain yang bisa juga dibaca tanpa melibatkan media cetak. Blog, misalnya. Atau koran online. Majalah online. Dan yang akan saya coba sekarang; buku donlod-an dalam bentuk file pdf dan audiobook dalam bentuk file suara.
Kemampuan bersiasat dikombinasi dengan bakat pelit a.k.a. hemat membuat saya rada anti membeli buku fiksi dengan tingkat kenikmatan sekali-pakai-buang *tissue kaliii*. Siasat kancil mencuri ketimun pun membawaku ke perpus. Kalau di perpus gak berhasil, cari di marktplaats (yg ngetopnya setara dengan e-bay di sini). Ketika respon dari marktplaats tak kunjung datang, terpaksa saya mencoba alternatif lain; donlod.
Begitulah. Kini saya mendapatkan 2 buku yang saya cita-citakan, dalam tampilan yang mengharuskan saya memelototi monitor, atau ngotot nge-print 300 halaman pdf per buku. Dan saya pun rada pengen tau, sama nikmatnyakah baca buku dalam jelmaan baru ini, atau buku format lama tetap lebih mantap dan gak ada matinya? We'll see ...
Reacties
duh tukata kok gak lulus ya, aku turut berduka cita. senen besok juga ada murid yg abis gagal dan ikut ujian lagi, kata guruku dia nervous bgt, jd kayak serabutan nyetirnya. semoga dia dan tukata lulus lg nanitnya.
senen jam 10.30, mantra kutunggu yak ;)
++tongbem
Akhirnya saya malah beli buku2 yg saya suka baca karena nikmatnya baca sambil bobo ato di kereta (ga mao bengong2 di kereta).
kamu penggemar e-book juga rupanya ya njek .. kalau mau nih, belilah sebuah PDA jadi bacanya di pda .. hihihi .. ogut punya ratusan judul e-book nih .. kalau berminat towel2 yak ..
XXX Shierly
http://members.home.nl/shierly/blog.html
tapi emang lebih asik baca hasil printing daripada melototin layar monitor :">
videonya gak ada di tempat minjem video? gw gak tau cari dimana, kecuali beli lewat online.
buku download-an sih sama juga kalau dilihat dari isinya ya, tapi kalau diliat di lemari buku, wah koq bukunya kayak buku foto copy-an ya.. hehe gengsinya jatoh juga kalee, kan kalau buku asli covernya pasti cakep2..
Aku dah lama banget gak beli buku, terakhir beli buat Nathan doang...hihihi...Harry Potter yang terakhirpun baru seperempat halaman, dari hamil ampe Nathan seumur skrg blum abis2.
Satu2nya kesempatan buat baca, ya dikantor. sambil melototin layar komputer. paling2 kalo ada file2 kesehatan penting baru deh print, maklum emak2 baru, jadi rada haus ama info kesehatan anak. Kesian sih ama mata, abis itu kucek2 mata, bulerrrr...