Hidup yang penuh warna
Katanya sih anjing itu buta warna. Ya aku sih terima saja dibilang buta warna, wong aku juga tidak pernah jadi manusia, koq. Aku memang tak kenal banyak warna. Tapi jangan salah, aku merasa hidupku malah penuh warna. Aduh romantis sekali kata2ku. Anjing bisa romantis juga, tau!
Aku memang sudah rada jompo. Umurku saja 12 tahun lewat. Kalo dikali tujuh (katanya perbandingan umur anjing dan manusia itu 7 kali lipat) umurku sudah 84 tahun! Astaga! Tapi aku masih bisa menikmati hari-hariku bersama Wendy. Ah, kalau saja takdir mempertemukan kita lebih awal, hidupku jauh lebih indah.
Pertama kali aku bertemu dengan Wendy, aku menganggapnya norak. Takut sekali sih dengan anjing. Jangankan aku jilat2, baru datang mendekat saja, dia sudah teriak-teriak tidak karuan. Hohohooo.. tapi jangan salah. Itu dulu, 3.5 tahun yang lalu. Sekarang? Dia jatuh cinta setengah mati padaku. Walaupun aku bau badan, pantatku botak, kadang-kadang kutuan, tetap saja dia tergila-gila padaku. Memang betul kata manusia, cinta itu buta, man!
Aku juga selalu ingin dekat-dekat dengannya. Kalau dia pergi, aku cuma bisa clingukan di depan jendela menanti kedatangannya kembali. Ekorku berkibas-kibas girang kalau Wendy pulang. Tak sabar aku meloncat-loncat untuk menjilat tangannya. Kalau malam tiba, aku sebal karena tidak boleh ikut tidur bersamanya. Tak apalah, aku selalu menyambutnya di bawah tangga setiap pagi dengan riang gembira. Senyum dan tepukan Wendy setiap pagi, membuat hari-hariku cerah.
Yang paling aku suka adalah ngintilin Wendy kemanapun dia pergi. Bahkan ke WC dan kamar mandi sekalipun, hihi... kadang-kadang, kalau Wendy sedang suntuk, pintu WC atau kamar mandi ditutup di depan hidungku. Tapi biasanya sih, aku bebas-bebas saja melenggang masuk berdua dengannya.
Tuuh kan, hidupku sebagai anjing jompo tidak monoton, kan? Tiap pagi aku main bola, jalan-jalan di hutan, main kejar-kejaran, nukang, nginternet, baca buku, belajar filsafat, main golf (bo'ong lu, Jek - red). Pendek kata, walaupun aku buta warna, hidupku ternyata penuh warna. Sebagai seorang, eh, seanjing Jack Russel, rentang hidupku mungkin hanya sekitar 15 tahunan. Dan dari hidupku yang mungkin tinggal sedikit (ya, yaa.. aku memang sudah bau tanah) ingin aku menghabiskannya bersama Wendy. Aku yakin dia juga berharap begitu. I love you, yang!
Tertanda,
Jekih
(cap kaki kanan tertera)
Katanya sih anjing itu buta warna. Ya aku sih terima saja dibilang buta warna, wong aku juga tidak pernah jadi manusia, koq. Aku memang tak kenal banyak warna. Tapi jangan salah, aku merasa hidupku malah penuh warna. Aduh romantis sekali kata2ku. Anjing bisa romantis juga, tau!
Aku memang sudah rada jompo. Umurku saja 12 tahun lewat. Kalo dikali tujuh (katanya perbandingan umur anjing dan manusia itu 7 kali lipat) umurku sudah 84 tahun! Astaga! Tapi aku masih bisa menikmati hari-hariku bersama Wendy. Ah, kalau saja takdir mempertemukan kita lebih awal, hidupku jauh lebih indah.
Pertama kali aku bertemu dengan Wendy, aku menganggapnya norak. Takut sekali sih dengan anjing. Jangankan aku jilat2, baru datang mendekat saja, dia sudah teriak-teriak tidak karuan. Hohohooo.. tapi jangan salah. Itu dulu, 3.5 tahun yang lalu. Sekarang? Dia jatuh cinta setengah mati padaku. Walaupun aku bau badan, pantatku botak, kadang-kadang kutuan, tetap saja dia tergila-gila padaku. Memang betul kata manusia, cinta itu buta, man!
Aku juga selalu ingin dekat-dekat dengannya. Kalau dia pergi, aku cuma bisa clingukan di depan jendela menanti kedatangannya kembali. Ekorku berkibas-kibas girang kalau Wendy pulang. Tak sabar aku meloncat-loncat untuk menjilat tangannya. Kalau malam tiba, aku sebal karena tidak boleh ikut tidur bersamanya. Tak apalah, aku selalu menyambutnya di bawah tangga setiap pagi dengan riang gembira. Senyum dan tepukan Wendy setiap pagi, membuat hari-hariku cerah.
Yang paling aku suka adalah ngintilin Wendy kemanapun dia pergi. Bahkan ke WC dan kamar mandi sekalipun, hihi... kadang-kadang, kalau Wendy sedang suntuk, pintu WC atau kamar mandi ditutup di depan hidungku. Tapi biasanya sih, aku bebas-bebas saja melenggang masuk berdua dengannya.
Tuuh kan, hidupku sebagai anjing jompo tidak monoton, kan? Tiap pagi aku main bola, jalan-jalan di hutan, main kejar-kejaran, nukang, nginternet, baca buku, belajar filsafat, main golf (bo'ong lu, Jek - red). Pendek kata, walaupun aku buta warna, hidupku ternyata penuh warna. Sebagai seorang, eh, seanjing Jack Russel, rentang hidupku mungkin hanya sekitar 15 tahunan. Dan dari hidupku yang mungkin tinggal sedikit (ya, yaa.. aku memang sudah bau tanah) ingin aku menghabiskannya bersama Wendy. Aku yakin dia juga berharap begitu. I love you, yang!
Tertanda,
Jekih
(cap kaki kanan tertera)
Reacties
++tonggo
oh jekih.. nasibmu ya .. hidup dengan wendy aja merasa dunia penuh warna . beluum taau hidup dng yg laiin .. *kikikikik*
ps. gue jagoin menang lagi deh bang .. !
itu kenapa tampak punggung??
niwei marco mau coba ikut soefie club di leiden. coba jadi gast dulu kl cocok jalan terus. membernya banyakan orang perzia yang demen poeizie kayak wendy. apa jekih mau ikut jadi lied yach ? bareng oom marco ? marco juga suka banget lo ama anjing..
serius bgt deh bacanya, lg cari jodoh ya, lho?? :D met lomba ya..
jadi inget.. jack russelnya temen dikasih nama jacko.. terus tuh dogi tuh yang hipernya setengah matiiiii ga jelas.. tiap liat orang baru kayanya kuper gt =.o ngajak maen mulu...
jekih gitu juga ga dulu sis ^^
wakakakakakakak aseli gue ngekek baca " pelampiasan hati seekor anjing" by Jekih.
pa kabar lu nek..kagak pernah bredar lag kaya kang jualan koran..
yah dech groetjes sazaa lah buat dikauw en si jekih
Lucy & Flint