Kerja otak vs kerja otot

Kerja pake otak dan kerja pake otot, mana yang lebih enak? Dari segi gengsi, memang kerja pake otak kedengarannya lebih keren karena (biasanya) identik dengan pakaian rapi, kubikel dengan komputer, parfum, AC, dan dasi. Sedangkan kerja otot identik dengan keringat, ban berjalan, mesin-mesin, dan rutinitas.

Jika keduanya dilihat dalam segala kemurniannya sebagai jenis pekerjaan, mana yang daya tariknya lebih tinggi? Jika keduanya berstandar gaji sama dan terlepas dari atribut gengsi, yang mana yang jadi pilihan?

Saya beruntung diberi kesempatan untuk mencoba keduanya. Menelanjangi angan-angan yang bermain di benak saya tentang bagaimana sih rasanya jadi A? Atau jadi B? 'Been there, done that. Semuanya membuat hidup saya semakin kaya. Jika anak cucu saya (atau Jeki :-)) kelak bertanya, I can look back and contently say, "I've lived a rich life."



Reacties

Populaire posts