Home is ...

... where the heart is. Negeri dingin ini bukan rumah saya. Matahari yang terbit pukul 08.30 pagi tidak bisa membuat saya merasa kerasan. Awan mendung dan hujan yang mengguyur sepanjang minggu hanya membuat mood saya tidak keruan. Jiwa saya hanya terhangatkan karena Huub ada di dekat saya, demikian juga Jeki dan Brenda. Sisanya, rasanya tak ada lagi keterikatan saya dengan tempat ini.

Apalagi dengan rencana transmigrasi ke Bali, semua jadi serba mengambang. Saya seperti pohon yang tak punya akar, atau tak punya waktu dan tak peduli untuk berakar. Percuma kan, membiarkan akar bertumbuh hanya untuk kemudian mencabut dan memindahkannya ke tempat lain. Tapi masalahnya, waktu mampu menumbuhkan akar. Makin lama saya di sini, saya yakin pasti tunas-tunas akar kecil akan bermunculan. Dengan perlahan dia akan mencengkeram tanah ini dan membuat saya mau tak mau kokoh berdiri di atasnya. Jadi, sebelum ini terjadi, cepetan dong pindahin gue ke Bali!

Reacties

Populaire posts