Blog: Private atau Public Territory?

Semalam saya chatting dengan temen lama dari Jakarta. Tuker-tukeran kabar terakhir, soal ini, soal itu, sampe soal blog. Buat dia, blog itu seperti diary yang ibaratnya kamar tidur sendiri. Sangat personal dan hanya terbuka untuk orang2 dekat saja.

Saya jadi mikirin blog ini. Dulunya blog ini juga dibuat dengan semangat buku harian untuk menggantikan buku harian tradisional. Gak ada yang tau, gak ada yang dikasih tau, gak ada yang diundang baca. Bener2 pribadi. Dari dan untuk sendiri.

Lalu karena daftar di ricebowl journals, mulai ada satu-satu yang baca. Sampe sekarang, saya dapat banyak teman2 baru lewat blog. Nyesel? Nggak, lah. Saya cinta temen2 blog saya. Percaya nggak kamu, kalau malam saya suka berdoa buat satu-persatu temen2 blog yang saya kenal. Beneran! Kebiasaan ini mulai waktu saya baca blognya Edhish yang kedengarannya lagi sedih banget. Trus saya bilang, wah saya cuma bisa bantu doa aja, abis jauh. Malamnya saya berdoa buat dia, trus keterusan buat temen2 lainnya (liat daftar link/banner di samping). Terharu gak sih, pada? ;-) Ini tulus, lho.

Kembali soal blog yang sudah jadi public territory, saya berkompensasi dengan bikin blog lain yang private. Meskipun jarang diupdate (hehe.. males) setidaknya saya masih punya kamar tidur pribadi di hiruk pikuknya dunia blog. Oaaaahhhmmm... *nguap kuda nil*.

Reacties

Populaire posts